Awal Puasa dan Hari Raya adalah hal yang paling ribet di indonesia ini. Ini karena masing-masing elemen muslim mempunyai cara sendiri-sendiri dan tidak bisa disatukan. Mengapa saya kadang nyinyir soal ini? Karena mestinya hal seperti ini bisa direncanakan jauh hari sebelumnya.
Iya memang jaman Nabi harus dilihat dulu karena belum ada Ilmu Astronomi yang maton, kalau sekarang sudah bisa dihitung secara presisi.
Sebenarnya pemerintah bisa menetapkan jauh hari sebelumnya. Kalau kriteria yang diambil adalah bulan bisa dilihat kasat mata, ya tinggal pakai Hisab Rukyatul Hilal. Kalau ada yang masih mau pakai tradisional ya biarin. Tapi dengan penentuan jauh hari artinya banyak orang yang dimudahkan karena bisa melakukan planing dengan lebih baik.
Okey karena gak jelas kapan Awal Ramadhan dan kapan Hari Raya , maka saya akan melakukan observasi sendiri untuk kebutuhan saya sendiri.
Kriteria
Saya menggunakan kriteria pemerintah dan menteri-menteri agama Asean. Kriteria baru MABIMS menetapkan bahwa secara astronomis, hilal dapat teramati jika bulan memiliki ketinggian minimal 3 derajat dan elongasinya minimal 6,4 derajat. Sudut elongasi yg dimaksud adalah sudut matahari-bulan dari pengamat di bumi.
Walaupun sebenarnya kalau saya pakai kriteria 2 derajat aja sebenarnya sdh manteb sebagai bentuk kompromi dengan wujudul hilal.
Perangkat Simulasi
Perangkat simulasi menggunakan Stelarium Web
Awal Ramadhan
Saya intip bulan pada tangagl 10 Maret 2024 saat Altitude Matahari 0°. Mengapa saya intip di tanggal itu? Karena itu dicurigai sebagai tanggal akhir Sya’ban.
- Posisi pengamatan di tempat saya, Desa Malasan, Durenan, Trenggalek.
- Posisi Altitude Matahari harus 0° atau masuk waktu Maghrib.
Posisi Matahari
Berikut posisi matahari pada tanggal 6
Berikut cara membaca gambar stellarium diatas
Magnitudo: -26,76
Magnitudo adalah ukuran kecerahan suatu benda langit. Semakin kecil magnitudonya, semakin cerah benda langit tersebut. Matahari memiliki magnitudo -26,76, yang membuatnya menjadi benda langit paling terang di langit malam.
Jarak: 0,99 AU
Jarak Matahari dari Bumi adalah 1 unit astronomi (AU). AU adalah satuan jarak yang setara dengan jarak rata-rata Bumi dari Matahari. Dalam gambar, jarak Matahari dari Bumi tertera 0,99 AU, yang berarti Matahari berada sedikit lebih dekat dengan Bumi daripada jarak rata-rata.
Radius: 696.000 Km
Radius Matahari adalah 696.000 kilometer. Ini berarti Matahari adalah bola raksasa dengan diameter sekitar 1,39 juta kilometer.
Ra/Dec: 23h 24m32.25 -03° 49′ 17.1″
Ra/Dec adalah singkatan dari Right Ascension dan Declination. Right Ascension adalah koordinat horizontal suatu benda langit di langit, sedangkan Declination adalah koordinat vertikal. Koordinat Ra/Dec pada gambar menunjukkan bahwa Matahari berada di konstelasi Pisces.
Az/Alt: 266° 04′ 06.5″ -00° 29’49.6″
Az/Alt adalah singkatan dari Azimuth dan Altitude. Azimuth adalah sudut horizontal suatu benda langit dari utara, sedangkan Altitude adalah ketinggiannya di atas ufuk. Koordinat Az/Alt pada gambar menunjukkan bahwa Matahari berada di azimuth 266° dan altitude -00°.
Visibilitas: Terbit: 05:40 Terbenam: 17:47
Visibilitas menunjukkan waktu Matahari terbit dan terbenam pada tanggal 10 Maret 2024 di Trenggalek, Jawa Timur, Indonesia. Matahari terbit pada pukul 05:40 dan terbenam pada pukul 17:47.
Posisi Bulan
Dari posisi bulan pada gambar saja sudah bisa kita lihat bahwa posisi bulan masih kurang dari satu derajat, atau umur bulan masih terlalu muda, belum memenuhi kriteria, sehingga tanggal 11 belum masuk Ramadhan.
Kesimpulannya 1 Ramadhan 1445 H jatuh pada Selasa, 12 Maret 2022.
1 Syawal
Posisi Matahari pada 9 April 2022 Magrib
Sedangkan posisi bulan pada saat magrib
Karena posisi bulan sudah tinggi (6°) atau sudah jauh diatas 2° maka bisa dipastikan 1 Syawal jatuh pada hari Rabu, 10 April 2024.
Jadi lama puasa Ramadhan 1445H ini adalah 29 hari.
Demikian, terimakasih …