Instalasi VSCode Server Sendiri

Sudah beberapa tahun ini saya menggunakan PC untuk melakukan coding. Ya, karena beberapa tahun sebelumnya saya menggunakan laptop, dan secara kenyataan laptop tidak setangguh PC.  Saya sudah menghabiskan banyak laptop cuyyy….

Tapi ada yang tidak enak menggunakan PC, karena PC tidak bisa dibawa kemana-mana, padahal kadang kita butuh suasana lain ketika coding atau bekerja.

Ternyata sekarang sudah ada solusinya. Code Server!

Dengan Code Server kita benar-benar bisa coding diserver. Kita tinggal klik alamat web, kemudian VS-Code online hadir di depan kita, dan kita bisa mengeksplore file-file yang ada di server mengedit, menyimpan dan menjalankannya. Benar-benar praktis.

Aplikasi ini saya instalasi jalankan di miniatur server saya “STB1”. Ternyata tidak ada kendala sama sekali. Saat ini aplikasi berjalan di intranet, walaupun bisa saja kita jalankan via internet kalau kita mau. Entah bagaimana nanti saja. Dengan berjalannya aplikasi di intranet sudah membuat saya tidak harus berada di depan meja kerja untuk berkerja.

Selanjutnya »

Dukungan Windows 10 Akan dihentikan Tahun 2025

Dukungan Windows 10 akan dihentikan oleh Microsoft pada tanggal 14 Oktober 2025. Artinya, setelah tanggal tersebut tidak akan ada lagi pembaruan keamanan atau patch dari Microsoft.

Sebelum ini saya menggunakan komputer hemat daya dengan OS Windows 7. Dan sayangnya saya harus melepaskannya karena tidak didukung Microsoft. Saya kemudian menggunakan Windows 10 dalam setahun terakhir dan sayangnya juga segera dihentikan MS.

Nanti, mungkin akan saya pertimbangkan untuk menggunakan Linux saja karena kita menjadi lebih mudah melakukan upgrade dengan support yang lebih panjang.

Beberapa perangkat lunak yang saya gunakan hanya:

  1. Laragon yang bisa digantikan XAMPP, atau install Nginx, PHPFM, dan MySQL secara manual
  2. VSCode yang tersedia di Linux
  3.  OBS yang tersedia di Linux

Untuk beberapa app, bisa menggunakan Docker karena lebih mudah dijalankan. Tinggal melakukan instant aja. Sekarang banyak pilihannya 🙂

 

Ok kita tunggu aja 🙂

Monitoring Server Menggunakan Grafana dan Prometheus

Kemarin ada undangan dari web hosting untuk mengikuti webinar dengan tema menggunakan “Prometheus” untuk monitoring server.

Prometheus bekerja dengan cara mengumpulkan data metrik dari berbagai sumber (aplikasi, layanan, infrastruktur) dan menyimpannya dalam database time-series. Data tersebut kemudian dapat dikueri dan dianalisis menggunakan PromQL, bahasa kueri khusus Prometheus. Prometheus juga dapat mengirimkan notifikasi peringatan jika terjadi kondisi yang tidak diinginkan.

Namun Prothemeus tidak mempunyau fasilitas untuk menampilkan data dalam bentuk grafik sehingga kita sehingga membutuhkan grafana.

Saya sendiri sudah pernah menggunakan Grafana, namun untuk Prothemeus ini, belum.  Belum terlalu perlu sih, mungkin nanti kalau ada waktu akan saya install di “Server STB” saya.

Selanjutnya »

Tantangan

Mungkin kamu adalah pekerja IT, dan hari-hari kedepan adalah hari-hari yang penuh dengan tantangan. Mengapa?

Pertama, hari-hari ini pemerintah Republik Indonesia melakukan pengetatan anggaran yang jelas sangat berpengaruh terhadap angaran terkait dengan belanja yang dianggap tidak prinsip. Jadi project yang terkait dengan dukungan IT atau bahkan project IT itu sendiri mungkin menjadi semakin sedikit.

Kedua, dunia semakin horizontal dan persaingan menjadi semakin ketat. Kebutuhan di Surabaya bisa disuplay dari Jakarta bahkan dari Beijing. Sainganmu tidak mudah tercluster secara lokal.  Barang aja semakin global apalagi hasil pikiran yang bisa di transfer  saat itu juga.

Ketiga AI. AI semakin masif. Karena dia adalah mesin yang bisa berfikir, maka hasil fikirannya menjadi lebih komprehensif. Memang saat ini AI tidak bisa membuat inisiatif, namun ketika disodori pertanyaan, apalagi dengan data pendukung dia mampu memberi jawaban bahkan solusi diatas rata-rata jawaban yang akan diberikan manusia.

Apalagi sekarang, AI bisa melakukan generasi gambar, ilustrasi semakin bagus loh. Jadi bukan hanya analis yang akan tereliminasi, namun juga kreatifitas. Yang tidak bisa digantikan AI hanyalah pekerjaan fisik, dan sayangnya saya tidak menyiapkannya. AI benar-benar mengejutkan. Dalam satu dua tahun lagi perkembangannya akan ngedab-ngedabi.

Keempat, teknologi berkembang dengan cepat. Mungkin kamu bisa PHP, namun sekarang teknologi sudah beralih ke Java Script, Golang, Rust. Bahkan ketika kamu bisa PHPpun kamu tetap harus menguasai Laravel.

Di bagian Frontend juga begitu. yang dulu HTML 90% JS 10% sekarang menjadi terbalik. Kamu harus menggunakan React, Vue dan sebagainya yang untuk profesional kamu pasti butuh jam terbang yang pasti  tidak mudah bagi orang seusia 50 tahun hehehe.

Saya tadi berkomunikasi dengan beberapa AI Tools, dan yang paling bagus jawabannya adalah ChatGPT. Menurutnya, kita perlu melakukan repositioning diri dengan main di Value, bukan cuma Skill. Misalnya saya akan bantu perusahaan bapak untuk mengelola penggajiannya dengan mudah, bukan dengan “saya bisa PHP dan Python”.

Ekonomi sedang tidak baik-baik kawan, Pembuat Laragon aja kena layoff, hanya PNS aja yang aman hehehe….