Server STB Down

Kemarin malam saya mematikan server stb2. Setelah saya shutdown dan tekan tombol off tiba-tiba server stb1 juga tidak bisa diakses. Saya restart tetap tidak bisa. Kedua server stb ini menggunakan satu power supply yang saya paralel.

Setelah saya colok ke monitor, tetap gak muncul. Saya lepas sdcardnya (armbian),  lalu saya test apakah androidnya berjalan dan saya colok ke monitor tetap tidak muncul apa-apa. Padahal kedua lampu indikatornya menyala.

Saya frustasi, dan akhirnya memflash ulang androidnya. Ketika saya hubungkan ke monitor Philips tidak ada tanda apa-apa. Namun ketika saya hubungkan ke Monitor SPC, bisa.

Dari situ akhirnya sdcard (armbian) saya colokkan ke stb1, dan bisa walaupun di safe mode. Usut punya usut dia berada pada posisi safe mode hanya karena hddnya belum saya tancapkan. Nampaknya konfigurasi fstab yang memount ke hdd bisa menyebabkan armbian berakhir dalam posisi safe mode.

Itu, akhirnya situs ini bisa menyala kembali setelah semalaman tewas. Sementara power supplynya saya pisahkan.

Only Office Suite

Sejak Google membuat Google Office, maka beberapa aplikasi Office yang dulu berbasis desktop sekarang rame-rame mengubahnya menjadi berbasis online (server). Sebagai contoh Office 386 dan WPS Office.

Tak ketinggalan Only Office . Lama tak terdengar ternyata sekarang juga membuat office berbasis server yang tidak kaleng-kaleng. Saya melihatnya dari kanal Youtubenya Satrio Dewo .

Ternyata, Only Office tidak sekedar Office saja. Namun ada Project Management yang terintegrasi. Bahkan sudah selevel Google Suite.

Yang lebih menarik, ada versi communitynya yang tentu saja open sources dan dirilis di GitHub. Hebatnya punya versi ARM nya juga.

Saya sebenarnya penasaran, namun karena ukurannya tidak kecil, saya belum bermaksud melakukan instalasi dalam waktu dekat.

Information + AI + Whatsapp

Teknologi sudah bergerak dari Web Technology yang cenderung web programming plus database ke arah penggunaan AI, salah satunya adalah munculnya teknologi “Flexible AI workflow automation” yang semula menggunakan coding sekarang tinggal drag drop.

Salah satunya adalah sistem yang sudah melibatkan Information + AI + Whatsapp, yang bisa dibangun menggunakan n8n , Dify dengan mengaitkannya ke whatsapp, AI, API, WebHook dan database.

Kalau ingin mengetahui leboh lanjut bisa ke website loman atau menonton studi kasusnya di Youtube Loman.

Membuat TailScale Sendiri

Sudah beberapa waktu ini saya menggunakan Tailscale untuk menghubungkan perangkat-perangkat saya dalam satu network khusus (VPN). Pertanyaan saya bagaimana jika saya ada kebutuhan dalam skala yang lebih besar, dengan user yang lebih banyak? Apakah kita bisa membuat TailScale sendiri?

Ternyata memungkinkan. Mungkin kita hanya butuh VPS untuk memanagenya. Ini Info dari OpenAI

Kalau kamu ingin men-deploy VPN mesh mirip Tailscale secara self-hosted, ini beberapa pilihan:

  1. Headscale (100% kompatibel dengan Tailscale client)

    • Server alternatif open-source untuk Tailscale.

    • Kamu pakai client resmi Tailscale, tapi server dan jaringan dikelola sendiri.

    • Paling cocok kalau kamu ingin kontrol penuh tanpa bayar.

  2. Nebula (dibuat oleh Slack)

    • Mesh VPN dengan NAT traversal.

    • Tidak pakai WireGuard, tapi sistemnya efisien dan scalable.

  3. ZeroTier (alternatif modern VPN + SDN)

    • Sudah punya client & UI sendiri.

    • Ada versi open-source dan versi cloud.

Jadi Kamu bisa membangun VPN seperti Tailscale, tapi:

  • Kalau cuma butuh VPN mesh sederhana: pakai WireGuard langsung

  • Kalau ingin pengalaman Tailscale self-hosted: pakai Headscale