OpenResty Suck!

Tadi saya mengakses blog punya teman saya https://mastrigus.com  namun hasilnya 403 Forbidden. Tumben pikir saya. Lalu saya akses menggunakan VPN, ternyata lancar. Saya juga pernah dilapori bahwa situs teman saya gak bisa diakses, dengan error serupa. Saya akses dari tempat saya juga begitu. Ternyata kalau diakses dari VPN bisa.

Usut punya usut semua itu karena openresty. Faktanya dia banyak melakukan blokir ke alamat IP ISP, sehingga membuat seakan-akan situs mati. Dan akhir-akhir ini, teknologi ini telah diimplementasikan oleh kebanyakan webhosting. Yang mengecewakan pesan blokirnya sering 403 Forbidden, atau 415 Unsupported Media Type, bukan IP anda Kami Blokir. Namun ada petunjuk tulisan openresty/1.27.1.1 dibawahnya, yang menandakan bahwa tangan openresty yang bekerja.

Banyak aplikasi yang akhirnya tidak berjalan, bukan hanya website, namun API aplikasi yang sering digunakan untuk berbagi konten sering tidak bisa diakses karena aplikasi lain yang mengakses dianggap bot. Sayangnya kebijakan hosting ada di tangan pemilik hosting, bukan ditangan yang menyewa hosting.

Saya kira di satu sisi ini akan segera mematikan webhosting karena implementasi openresty yang ugal-ugalan,  menyebabkan kerugian bukan hanya dari sisi pengakses namun juga dari sisi yang menyewa hosting. Saya sendiri mungkin selanjutnya akan prefer menggunakan VPS saja daripada sewa hosting.

Selanjutnya »

Perbandingan IPv4 dan IPv6: Pemahaman, Perbedaan, dan Penggunaan Bersama

Sori ya om, ini rangkuman dari pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan ke ChatGPT terkait dengan IPv6 dan hubungannya dengan IPv4. Selamat menikmati 🙂

Seiring berkembangnya teknologi jaringan, kebutuhan akan alamat IP yang lebih banyak membuat dunia beralih dari IPv4 ke IPv6. Bagi sebagian pengguna, terutama yang sudah terbiasa dengan IPv4, peralihan ini menimbulkan sejumlah pertanyaan praktis. Artikel ini akan membahas perbedaan IPv4 dan IPv6, serta menjawab pertanyaan umum seputar penggunaannya.


🔹 1. Bagaimana Cara Mengakses IP Versi 6 di Browser?

Jika sebelumnya kita bisa mengakses alamat IPv4 seperti berikut:

http://8.219.202.95/myinfo.php

Maka untuk IPv6, kita perlu menambahkan tanda kurung siku [ ] di sekitar alamat IP. Contohnya:

http://[2001:db8::1]/myinfo.php

Tanda kurung siku ini wajib karena browser perlu membedakan antara tanda titik dua (:) dalam alamat IPv6 dan tanda titik dua yang digunakan untuk menyatakan port (misalnya :8080).


🔹 2. Berapa Alamat IPv6 untuk Localhost?

Alamat loopback (localhost) pada IPv4 adalah:

127.0.0.1

Sementara pada IPv6, alamat loopback adalah:

::1

Untuk mengakses server lokal melalui IPv6 di browser, gunakan:

http://[::1]/myinfo.php

🔹 3. Perbandingan IPv4 dan IPv6

Berikut adalah perbedaan utama antara keduanya:

Aspek IPv4 IPv6
Panjang Alamat 32 bit 128 bit
Format Desimal (titik) Heksadesimal (titik dua)
Contoh 192.168.0.1 2001:0db8:85a3::8a2e:0370:7334
Jumlah Alamat 4,3 miliar 340 undecillion (3.4 × 10³⁸)
Loopback 127.0.0.1 ::1
Broadcast Ada Tidak ada, digantikan multicast
Keamanan Opsional Wajib (IPSec)
Konfigurasi Otomatis DHCP/manual SLAAC, DHCPv6
NAT Umum Tidak diperlukan

🔹 4. Apakah IPv4 dan IPv6 Bisa Digunakan Bersamaan?

Ya, bisa. Ini disebut dengan dual stack. Dalam mode ini, sebuah perangkat memiliki dua alamat IP:

  • Satu IPv4 (misalnya 192.168.1.10)
  • Satu IPv6 (misalnya 2001:db8::10)

Sistem akan secara otomatis memilih koneksi yang tersedia dan paling efisien. Semua sistem operasi modern seperti Windows, Linux, dan macOS mendukung dual stack.


🔹 5. Mengapa IPv6 Menggunakan : Bukan .?

Pemilihan tanda titik dua (:) pada IPv6 dilakukan karena alasan teknis:

  • IPv6 lebih panjang dan menggunakan format heksadesimal, sehingga perlu dibagi ke dalam 8 blok 16-bit.
  • Titik (.) sudah digunakan di IPv4 dan DNS, sehingga memakai : akan menghindari kebingungan parsing.
  • Dalam URL, tanda kurung siku [ ] digunakan hanya sebagai cara browser untuk membedakan antara IP dan port. Ini tidak termasuk dalam format IP itu sendiri.

Meskipun sedikit menyulitkan secara visual, pendekatan ini adalah solusi teknis terbaik untuk menjamin kompatibilitas dan fleksibilitas format IP.


🧾 Kesimpulan

Transisi dari IPv4 ke IPv6 adalah sebuah keniscayaan, mengingat keterbatasan jumlah alamat di IPv4. Meskipun IPv6 terlihat lebih rumit, baik dalam penulisan maupun aksesnya, manfaatnya dalam jangka panjang sangat besar: keamanan yang lebih baik, ruang alamat hampir tak terbatas, dan konektivitas global tanpa perlu NAT. Yang penting, IPv4 dan IPv6 bisa berjalan berdampingan — menjadikan transisi ini lebih mudah dan bertahap.

Install Beberapa Versi PHP pada Ubuntu

Untuk menginstall beberapa versi PHP pada Ubuntu silahkan megikuti cara berikut:

sudo apt-get install software-properties-common
sudo add-apt-repository ppa:ondrej/php
sudo apt-get update

Lalu pilih php yang kamu kehendaki misalnya

sudo apt install php7.4-fpm

Udah gitu ajah 🙂

Intermezzo

Bari tahu kalau kita ingin switch versi PHP pada terminal kita bisa menggunakan perintah

update-alternatives --config php

Nanti tinggal kita pilih versi PHP yang kita inginkan 🙂

Tailscale, VPN Modern

VPN (Virtual Private Network) adalah teknologi yang memungkinkan pengguna untuk membuat koneksi yang aman ke jaringan lain melalui internet. VPN sering digunakan untuk melindungi aktivitas online, mengakses jaringan secara remote, atau mengatasi pembatasan geografis.

Fungsi Utama VPN:

  1. Keamanan Data: VPN mengenkripsi koneksi internet Anda, sehingga data yang dikirim dan diterima menjadi lebih aman dari ancaman peretas atau penyadapan.
  2. Privasi Online: Dengan VPN, alamat IP asli Anda disembunyikan, membuat aktivitas online Anda lebih anonim.
  3. Akses Jarak Jauh: VPN memungkinkan akses ke jaringan perusahaan atau kantor dari luar lokasi fisik, seolah-olah Anda sedang berada di sana.
  4. Menghindari Pembatasan Wilayah: Beberapa layanan hanya bisa diakses dari lokasi tertentu. VPN memungkinkan pengguna mengakses layanan tersebut dari lokasi mana pun.

Tailscale, VPN Modern Berbasis WireGuard

Tailscale adalah VPN modern yang dibangun di atas protokol WireGuard. Berbeda dengan VPN tradisional yang membutuhkan konfigurasi server yang rumit, Tailscale fokus pada kemudahan penggunaan dan keamanan.

Selanjutnya »

Tailscale

Beberapa waktu yang lalu, saat ketemuan denngan kawan-kawan, Abid memamerkan alat pemantau server-servernya di rumah. Saya tertarik, dan dia memberitahu saya bahwa dia menggunakan tailscale. Sebuah layanan di internet yang bukan hanya sekedar dashboard, namun juga berupa jaringan VPN.

Apabila devicemu kamu hubungkan dengan Tailscale, maka semua device akan terhubung dalam “local” Network. Hebatnya lagi, versi starter dari Tailscale  bisa digunakan untul 100 device dengan 3 user. Luarbiasa.