Mengirim Email via SMTP GMail

Saya ada kebutuhan untuk mengirim email ke beberapa orang. Keputusan saya adalah berlangganan mail marketing dengan fasilitas salah satunya SMTP Server.

Namun dalam perkembangannya, menggunakan SMTP Server langganan saya itu, emailnya sering masuk folder SPAM. Tentu sangat tidak bagus kan.

Iseng-iseng saya mencari cara bagaimana agar bisa memanfaatkan SMTP GMail untuk mengirim email, dari sebuah aplikasi  yang saya jalankan. Setelah saya cari-cari caranya, bisa. Dan dalam percobaan saya, tidak masuk SPAM. Google gitu loh 🙂

Artikel ini saya buat pada tanggal diterbitkan, sehingga suatu hari  nanti belum tentu cara ini valid. Sebagaimana setahun lalu caranya juga tidak seperti ini.

Pertama kamu harus masuk ke Manage your Google Account

Kedua masuk ke menu security

Ketiga daftarkan ke 2 Step Verification jika email kamu belum menggunakan sistem keamanan 2 Step Verification

Keempat masuklah ke 2 Step Verification

Kelima masuklah ke bagian yang paling bawah, app password.

Lalu buatkan password untuk aplikasi yang kamu inginkan. Misalnya untuk kasus saya app aya pilih other dan device saya pilih other

Lalu kamu akan dibuatkan password oleh Google. Tujuan dibuatkannya password adalah agar kamu bisa menggunakan username email kamu dengan password yang tidak sama dengan password email kamu.

Setting SMTP

Untuk mengetahui apakah setting kamu sudah benar dan berjalan atau belum, kamu bisa mencobanya di situs https://www.gmass.co/smtp-test#

Bila sudah berjalan dengan baik, berarti setting dari sisi google sudah berhasil.

Kabarnya untuk Gmail gratisan bisa mengirim sampai 500 email per hari, dan untuk yang berbayar bisa sampai 2000 email perhari. Lumayan.

Catatan : Ingat ya bro, untuk SSL menggunakan port 465, dan untuk TLS menggunakan port 587.

Bus Suroboyo

Kalau ke Surabaya, biasanya ke Sukolilo, setelah turun dari Bus Antar Kota, biasanya saya mencari Bus Kota jurusan Terminal Bratang. Bus yang keadaannya tidak pernah berubah sejak saya kenal rute ini, lebih dari 40 tahun yang lalu.

Bus yang seadanya, panas, tempat duduk yang jelek, dan waktu tunggu yang lama. Tapi untuk kendaraan ke arah ITS, itulah transportasi yang paling nyaman dan paling cepat sampai.

Dulu, dari Terminal Bratang naik Lyn S yang sempit dan tidak nyaman, tapi sekarang ora sudi. Saya lebih memilih naik Gojek atau Grab. Dengan mengeluarkan uang 15 ribu kita akan cepat sampai di tujuan dengan cepat.

Terakhir, Bus Kota Purabaya – Bratang sudah hampir mati. Gak ada penumpang yang sudi naik. Karena, jarak tunggu semakin lama disertai dengan fasilitas yang buruk. Saking sepinya, bahkan pernah saya diminta mencari alternatif lain saja oleh supirnya.

Sekarang ada alternatif baru, Suroboyo Bus. Dulu katanya bayarnya harus dengan menukar sampah. Makanya saya malas mencobanya. Masak baru turun dari Bus Antar Kota kok mulung dulu. Huh.

Bulan lalu saya baru bisa mencobanya. Dan saya senang karena sekarang bisa bayar pakai QRIS.

Untuk ke ITS dari Purabaya naik “Suroboyo Bus” turun di halte RS Darmo. Dari halte RS Darmo naik “Teman Bus”, turun di ITS.

Nggak asiknya, kedua trade mark Bus ini dikelola 2 institusi yang berbeda, Pemkot Surabaya dan Pemerintah Pusat, sehingga kalau orang belum pernah naik saya jamin binguuuung, karena ada beberapa perbedaan aturannya. Terutama soal harga dan soal cara pembayarannya. Itulah mengapa saya benciiiii birokrasi. Sulit dikelola, apalagi kalau sudah ada kaitannya dengan politik.

Mestinya semuanya diseragamkan biar mudah. Tapi dari dulu memang mereka kayak gak ingin memudahkan kan?

Naik Bus baru ini, dari Purabaya ke ITS memakan waktu 1,5 jam, karena dari Darmo harus mlaku-mlaku nang Tunjungan dulu, pemprov, pemkot, RS Dr. Sutomo, Unair, lalu belok ke Timur sampai ITS. Pun juga tidak ada jalur khusus untuk Bus ini kayak di Jakarta.

Seandainya kalau bus ini buat mereplace Bus kota Purabaya – Bratang, pastinya ke ITS jauh lebih cepat. Tapi itu pasti hanya mimpi yang jauh dari kenyataan.

Di Trenggalek, saya pernah mendengar langsung dari Bupati Nur Arifin bahwa akan ada Bus yang secara fisik bisa dibayangkan seperti Suroboyo Bus ini, yang berkeliaran dari Durenan, Tugu, ke arah Trenggalek. Tapi lama-lama saya menyadari bahwa apa yang dikatakannya hanyalah sekedar banyolan politisi saja.

Update : untuk jurusan ITS – Purabaya nemu di Twitter. harus dicoba nanti 🙂

Speaker Stasiun

Bentuk speaker yang enak di dengar di Stasiun Gubeng

Speaker adalah alat penting. Karena segala bentuk pengumuman, panggilan, di tempat umum seperti terminal dan stasiun diumumkan dengan alat ini.

Kalau di stasiun, gak mendengarkan pengumuman bisa kepancal kereta.

Kemarin saat transit di Stasiun Blitar dalam perjalanan ke Malang, speakernya payah sekali. Apa yang disampaikan tidak bisa di dengar dengan jelas.

Hari ini, di Stasiun Gubeng Lama, beda. Pengumuman di area luar stasiun terdengar dengan jelas.

Apakah penanggung jawab stasiun yabg suaranya tidak jelas, tidak mengerti soal ini? Atau…

Pelepasan PAUD MU

Hari yang menyenangkan, gembira, sukaria, karena hari ini anak-anak telah menyelesaikan jenjang PAUD.

Acara semacam ini, apapun namanya, bagi saya tetap penting. Kalau berbicara tentang uang, tentu saja setiap kegiatan akan mengeluarkan uang. Namun banyak yang lupa tentang manfaatnya.

Dalam acara pelepasan ada berbagai acara pentas seni, pidato, menari, menyanyi, yang tentu saja semua itu akan melatih keberanian anak.

Disitulah anak akan belajar tampil di depan umum, berlatih mengendalikan emosinya, berlatih berani berbuat salah.

Dan Alhamdulillah, para wali di Mutiara Ummat memahami itu semua. Hari ini merekapun bersukaria bersama putra putri mereka yang berceloteh, dan tampil di depan panggung dengan segala kekonyolannya.