Orkestrasi

Dalam kehidupan yang saya lalui, saya merasa sudah banyak belajar. Ya agama, teknologi, dan berbagai pengetahuan lain.

Begitu mata kiri saya sudah tidak 100%, saya kira ini adalah sinyal, bahwa sekarang bukan lagi puncak era belajar. Tensi belajarnya diturunkan pada hal-hal yang sifatnya penting, bukan hobi.

Level selanjutnya bagaimana kita harus mampu mengorkestrasikan berbagai hasil pembelajaran yang telah diperoleh itu.

Menelurkan produk turunan, mengajar, mengarahkan, juga mencari uang, karena kita sudah memiliki view yang lebih banyak.

Ini bukan ungkapan kesombongan, namun hidup memang harus seperti itu. Jangan ditindas persepsi atas nama rendah hati.

Pembelajaran Berbasis Project

Saya kadang tidak butuh inspirasi dari tulisan panjang lebar. Gambar ini, punya sahabat saya, Om Zamroni, sudah sangat menginsirasi. Ini sebuah ide hebat dalam pembelajaran: Pembelajaran Berbasis Project.

Para nabi, para ulama, ilmuwan, pakar, developer yang hebat besar dengan melakukan pembelajaran berbasis project, bukan hanya teori. Realitas, bukan diawang-awang.

Mereka disempurnakan oleh input-output dari hasil pembelajaran mereka.  Bukan hanya berenang di tumpukan kitab dan buku. Mereka orang yang terjun dan mencoba berkali-kali.

Inilah inti pembelajaran, yang tidak banyak disadari para pendidik.

Monetize

Usia saya sudah tidak muda lagi, sudah diatas 45 tahun.

Sebagai seorang yang menyukai teknologi, dan bermain teknologi sejak usai kuliah, saya kira saya sudah tahu bagaimana mengkomposisikan teknologi-teknologi itu.

Saya mempunyai wawasan dalam bidang IT, web programming, server, komputer, data, iot dan banyak hal.

Dan bahkan hari ini saya belajar tentang pentest, keamanan website, data mining, dan AI.

Saya sudah berumur, tenaga sudah berkurang, dan banyak hal yang harus saya biayai. Sehingga saya harus fokus untuk memilih ilmu-ilmu saya itu untuk dimonetize.

Sebentar lagi akan saya buat halaman: portofolio. Maaf ya 🙂

Agar Permalink WordPress dibaca Nginx

Beberapa waktu lalu saat saya setup pertama tidak berjalan. Hari ini saya coba kembali, berjalan. Berikut setting yang bisa di ulik di /etc/nginx/site-available/default

# Virtual Host configuration for example.com

server {
	listen 8181;
	listen [::]:8181;
	# server_name example.com;
	root /var/www/html/;

	location / {
		# ini artinya kalau gak nemu akhir indexnya adalah argumen
		try_files $uri $uri/ /index.php?$args;
		index index.html index.htm index.php;
	}

	location ~ \.php$ {
		include snippets/fastcgi-php.conf;
		fastcgi_pass unix:/var/run/php/php7.4-fpm.sock;
		fastcgi_param PHP_VALUE "upload_max_filesize = 8M \n post_max_size=51M";
	}
}

Oke mudah-mudahan membantu 🙂