Google Notebook LM

Dua hari kemarin kawan saya menunjukkan tentang aplikasi Google yang bagi saya baru yaitu Notebook LM . Dalam ksempatan itu dia menunjukkan bahwa dari sumber Youtube kita bisa meminta aplikasi ini untuk meringkaskan atau memberi perintah lain berdasarkan data yang kita berikan.

Kita bisa menambahkan bukan hanya Youtube namun bisa dokumen-dokumen lain, dan bahkan bisa gabungan banyak dokumen.

Hari ini saya melihat ada podcast Dedy Corbuzier yang baru, namun saya malas menonton. Saya hanya ingin mengetahui apa yang sedang mereka bicarakan. Akhirnya saya ingat Notebook LM yang disampaikan kawan saya beberapa hari yang lalu.

Tinggal saya masukkan sumbernya, lalu saya minta membuatkan ringkasan percakapannya, bahkan bisa kita tanyakan hal lain terkait dengan percakapan itu. Dan lebih gila lagi, kalau kamu tidak mampu bertanya, kamu diberikan saran pertanyaannya.

Selanjutnya »

Server STB Down

Kemarin malam saya mematikan server stb2. Setelah saya shutdown dan tekan tombol off tiba-tiba server stb1 juga tidak bisa diakses. Saya restart tetap tidak bisa. Kedua server stb ini menggunakan satu power supply yang saya paralel.

Setelah saya colok ke monitor, tetap gak muncul. Saya lepas sdcardnya (armbian),ย  lalu saya test apakah androidnya berjalan dan saya colok ke monitor tetap tidak muncul apa-apa. Padahal kedua lampu indikatornya menyala.

Saya frustasi, dan akhirnya memflash ulang androidnya. Ketika saya hubungkan ke monitor Philips tidak ada tanda apa-apa. Namun ketika saya hubungkan ke Monitor SPC, bisa.

Dari situ akhirnya sdcard (armbian) saya colokkan ke stb1, dan bisa walaupun di safe mode. Usut punya usut dia berada pada posisi safe mode hanya karena hddnya belum saya tancapkan. Nampaknya konfigurasi fstab yang memount ke hdd bisa menyebabkan armbian berakhir dalam posisi safe mode.

Itu, akhirnya situs ini bisa menyala kembali setelah semalaman tewas. Sementara power supplynya saya pisahkan.

Information + AI + Whatsapp

Teknologi sudah bergerak dari Web Technology yang cenderung web programming plus database ke arah penggunaan AI, salah satunya adalah munculnya teknologi “Flexible AI workflow automation” yang semula menggunakan coding sekarang tinggal drag drop.

Salah satunya adalah sistem yang sudah melibatkan Information + AI + Whatsapp, yang bisa dibangun menggunakan n8n , Dify dengan mengaitkannya ke whatsapp, AI, API, WebHook dan database.

Kalau ingin mengetahui leboh lanjut bisa ke website loman atau menonton studi kasusnya di Youtube Loman.

Blockchain

Tadi saya melihat Youtube dan tanpa sengaja ada thumbnail tentang Blockchain. Saya sudah mengerti tentang garis besarnya sejak lama. Namun karena tidak saya gunakan, jadi sedikit terlupakan.

Ada beberapa video yang menjelaskan dengan mudah blockchain. Kamu bisa mendapatkan bagaimana blockchain bekerja di video ini.

Dari situ saya mendapatkan tautan simulator yang memudahkan kita memahaminya. Anders Brownworth menjelaskan di Youtube. Dan membuat simulator disini.

Silahkan kulik-kulik sendiri.

Perbandingan IPv4 dan IPv6: Pemahaman, Perbedaan, dan Penggunaan Bersama

Sori ya om, ini rangkuman dari pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan ke ChatGPT terkait dengan IPv6 dan hubungannya dengan IPv4. Selamat menikmati ๐Ÿ™‚

Seiring berkembangnya teknologi jaringan, kebutuhan akan alamat IP yang lebih banyak membuat dunia beralih dari IPv4 ke IPv6. Bagi sebagian pengguna, terutama yang sudah terbiasa dengan IPv4, peralihan ini menimbulkan sejumlah pertanyaan praktis. Artikel ini akan membahas perbedaan IPv4 dan IPv6, serta menjawab pertanyaan umum seputar penggunaannya.


๐Ÿ”น 1. Bagaimana Cara Mengakses IP Versi 6 di Browser?

Jika sebelumnya kita bisa mengakses alamat IPv4 seperti berikut:

http://8.219.202.95/myinfo.php

Maka untuk IPv6, kita perlu menambahkan tanda kurung siku [ ] di sekitar alamat IP. Contohnya:

http://[2001:db8::1]/myinfo.php

Tanda kurung siku ini wajib karena browser perlu membedakan antara tanda titik dua (:) dalam alamat IPv6 dan tanda titik dua yang digunakan untuk menyatakan port (misalnya :8080).


๐Ÿ”น 2. Berapa Alamat IPv6 untuk Localhost?

Alamat loopback (localhost) pada IPv4 adalah:

127.0.0.1

Sementara pada IPv6, alamat loopback adalah:

::1

Untuk mengakses server lokal melalui IPv6 di browser, gunakan:

http://[::1]/myinfo.php

๐Ÿ”น 3. Perbandingan IPv4 dan IPv6

Berikut adalah perbedaan utama antara keduanya:

Aspek IPv4 IPv6
Panjang Alamat 32 bit 128 bit
Format Desimal (titik) Heksadesimal (titik dua)
Contoh 192.168.0.1 2001:0db8:85a3::8a2e:0370:7334
Jumlah Alamat 4,3 miliar 340 undecillion (3.4 ร— 10ยณโธ)
Loopback 127.0.0.1 ::1
Broadcast Ada Tidak ada, digantikan multicast
Keamanan Opsional Wajib (IPSec)
Konfigurasi Otomatis DHCP/manual SLAAC, DHCPv6
NAT Umum Tidak diperlukan

๐Ÿ”น 4. Apakah IPv4 dan IPv6 Bisa Digunakan Bersamaan?

Ya, bisa. Ini disebut dengan dual stack. Dalam mode ini, sebuah perangkat memiliki dua alamat IP:

  • Satu IPv4 (misalnya 192.168.1.10)
  • Satu IPv6 (misalnya 2001:db8::10)

Sistem akan secara otomatis memilih koneksi yang tersedia dan paling efisien. Semua sistem operasi modern seperti Windows, Linux, dan macOS mendukung dual stack.


๐Ÿ”น 5. Mengapa IPv6 Menggunakan : Bukan .?

Pemilihan tanda titik dua (:) pada IPv6 dilakukan karena alasan teknis:

  • IPv6 lebih panjang dan menggunakan format heksadesimal, sehingga perlu dibagi ke dalam 8 blok 16-bit.
  • Titik (.) sudah digunakan di IPv4 dan DNS, sehingga memakai : akan menghindari kebingungan parsing.
  • Dalam URL, tanda kurung siku [ ] digunakan hanya sebagai cara browser untuk membedakan antara IP dan port. Ini tidak termasuk dalam format IP itu sendiri.

Meskipun sedikit menyulitkan secara visual, pendekatan ini adalah solusi teknis terbaik untuk menjamin kompatibilitas dan fleksibilitas format IP.


๐Ÿงพ Kesimpulan

Transisi dari IPv4 ke IPv6 adalah sebuah keniscayaan, mengingat keterbatasan jumlah alamat di IPv4. Meskipun IPv6 terlihat lebih rumit, baik dalam penulisan maupun aksesnya, manfaatnya dalam jangka panjang sangat besar: keamanan yang lebih baik, ruang alamat hampir tak terbatas, dan konektivitas global tanpa perlu NAT. Yang penting, IPv4 dan IPv6 bisa berjalan berdampingan โ€” menjadikan transisi ini lebih mudah dan bertahap.