Komputer Sultan

Selama ini saya menggunakan komputer low end dalam kebanyakan pekerjaan saya. Saya merasa bahwa dengan komputer low end saya sudah bisa menyelesaikan pekerjaan dengan baik.

Programmer PHP tidak memerlukan komputer dengan memori besar dan processor yang bertenaga.

Tidak seperti programmer android yang harus menjalankan emulator, atau seorang editor video yang harus merender hasil editannya.

Tapi beberapa waktu ini saya iseng cari-cari barang branded second di Shopee dan dapatlah dua komputer dengan harga yang tentu saja murah karena sudah komputer bekas. Komputer yang diproduksi sekitar tahun 2018 an yang memang sudah selesai masa garansinya.

Dengan kondisi semacam itu, satu komputer harganya dibawah 1 juta. Ya sekitar 1500-an lah.

Sebenarnya hanya merek HP core i5 Gen 2 atau Gen 4. Memang memorinya agak besar, 8GB.

Gak ada yang diganti kecuali HDD system saya ganti SSD, walaupun SSD Gatcha. Untuk SSG Gatcha – SSD murahan – jangan ditiru kalau tidak ahli :).

Dengan kombinasi itu rasanya jauh sekali dengan komputer-komputer saya sebelumnya. Mulai dari kipas yang sangat halus, buka aplikasi yang sangat cepat, serta dukungan driver dari HP. Dan, juga lisensi Windows yang sudah embeded denngan Hardwarenya.

Sebenarnya ini bukan komputer sultan, tapi bagi yang selama ini terbiasa menggunakan komputer kentang, jelas ini komputer sultan.

Udah segitu aja dulu, mau coding dulu hehehe…

Monetize

Usia saya sudah tidak muda lagi, sudah diatas 45 tahun.

Sebagai seorang yang menyukai teknologi, dan bermain teknologi sejak usai kuliah, saya kira saya sudah tahu bagaimana mengkomposisikan teknologi-teknologi itu.

Saya mempunyai wawasan dalam bidang IT, web programming, server, komputer, data, iot dan banyak hal.

Dan bahkan hari ini saya belajar tentang pentest, keamanan website, data mining, dan AI.

Saya sudah berumur, tenaga sudah berkurang, dan banyak hal yang harus saya biayai. Sehingga saya harus fokus untuk memilih ilmu-ilmu saya itu untuk dimonetize.

Sebentar lagi akan saya buat halaman: portofolio. Maaf ya 🙂

Agar Permalink WordPress dibaca Nginx

Beberapa waktu lalu saat saya setup pertama tidak berjalan. Hari ini saya coba kembali, berjalan. Berikut setting yang bisa di ulik di /etc/nginx/site-available/default

# Virtual Host configuration for example.com

server {
	listen 8181;
	listen [::]:8181;
	# server_name example.com;
	root /var/www/html/;

	location / {
		# ini artinya kalau gak nemu akhir indexnya adalah argumen
		try_files $uri $uri/ /index.php?$args;
		index index.html index.htm index.php;
	}

	location ~ \.php$ {
		include snippets/fastcgi-php.conf;
		fastcgi_pass unix:/var/run/php/php7.4-fpm.sock;
		fastcgi_param PHP_VALUE "upload_max_filesize = 8M \n post_max_size=51M";
	}
}

Oke mudah-mudahan membantu 🙂

VPS Panel untuk Server ARM

Setelah mempunyai pengalaman melakukan instalasi webserver blog ini, yang tentu saja menggunakan cara manual, saya menjadi ingin mencoba membuat mini webhosting berbasis processor arm. Walaupun untuk sementara waktu hanya untuk keperluan pribadi.

Agar lebih mudah dalam mengelolanya, tentu saja harus menggunakan panel berbasis web, ya seperti cpanel.

Tidak mudah mencari panel yang power full untuk keperluan spec ini, namun ada beberapa panel sederhana yang jadi incaran saya.

memang ada panel yang powerfull untuk keperluan ini, yang telah saya kenal sejak saya mengenal linux, webmin. tetapi terlalu rumit bagi saya.

Beberapa yang saya sempat cari-cari salah satu rekomendasinya adalah.

  1. aaPanel : Fitur sangat lengkap walaupun hanya berbasis singgle user.
  2. CloudPanel : Sudah multi user dan cukup sederhana.
  3. HestiaCP : berdasarkan informasi dari akun youtube ini. Jika benar maka kita cukup beruntung karena hestia mempunyai fasilitas lengkap.

Sudah segitu dulu, nanti akan kita tambahkan kembali jika kita temukan yang baru. See U.