OpenResty Suck!

Tadi saya mengakses blog punya teman saya https://mastrigus.com  namun hasilnya 403 Forbidden. Tumben pikir saya. Lalu saya akses menggunakan VPN, ternyata lancar. Saya juga pernah dilapori bahwa situs teman saya gak bisa diakses, dengan error serupa. Saya akses dari tempat saya juga begitu. Ternyata kalau diakses dari VPN bisa.

Usut punya usut semua itu karena openresty. Faktanya dia banyak melakukan blokir ke alamat IP ISP, sehingga membuat seakan-akan situs mati. Dan akhir-akhir ini, teknologi ini telah diimplementasikan oleh kebanyakan webhosting. Yang mengecewakan pesan blokirnya sering 403 Forbidden, atau 415 Unsupported Media Type, bukan IP anda Kami Blokir. Namun ada petunjuk tulisan openresty/1.27.1.1 dibawahnya, yang menandakan bahwa tangan openresty yang bekerja.

Banyak aplikasi yang akhirnya tidak berjalan, bukan hanya website, namun API aplikasi yang sering digunakan untuk berbagi konten sering tidak bisa diakses karena aplikasi lain yang mengakses dianggap bot. Sayangnya kebijakan hosting ada di tangan pemilik hosting, bukan ditangan yang menyewa hosting.

Saya kira di satu sisi ini akan segera mematikan webhosting karena implementasi openresty yang ugal-ugalan,  menyebabkan kerugian bukan hanya dari sisi pengakses namun juga dari sisi yang menyewa hosting. Saya sendiri mungkin selanjutnya akan prefer menggunakan VPS saja daripada sewa hosting.

Selanjutnya »

Perbandingan PHP Runtime

Membaca artikel Performance benchmark of PHP runtimes, sangat menarik. Disana ditampilkan perbandingan beberapa PHP Runtime. Ternyata banyak juga php runtime yang belum pernah saya ketahui namun memiliki performa yang mantab.

Nampaknya Nginx unit atau FrankenPHP (worker mode) bisa menjadi pertimbangan. Performa Swoole kelihatannya mantab, namun kabarnya ada banyak kode  yang harus diubah kalau menggunakan Swoole.

Ya, PHP memang mempunyai isu yang kurang baik terkait performanya yang kurang gegas dan rakus sumberdaya. Saya sendiri yang mengelola LimeSurvey sangat merasakannya. Kalau sudah senggang, pengin  mencoba FrankenPHP untuk menjalakan LimeSurvey.

Sanad Keilmuan Saya

Terinspirasi oleh videoblognya pak Budi Rahardjo saya akan menyampaikan sanad keilmuan saya dalam bidang elektronika :). Ternyata sanad keilmuan saya sama dengan Pak Budi Raharjo, Pak Budi ternyata Paman Guru bagi saya hehehehe

Edy Santoso. ST

Edy Santoso belajar elektronika sampai dinyatakan lulus di Jurusan Teknik Fisika ITS pada seorang dosen yang bernama Ir. Zulkifli, MSc, sekitar tahun 1997.

 

Ir. Zulkifli, MSc pernah mengambil S2 di Teknik Elektro ITB dan lulus tahun 1989. Disana beliau belajar pada dedengkotnya Elektro, Prof.Dr.Samaun Samadikun (Alm). Bahkan penelitian beliau “Desain dan pabrikasi pressure transducer piezoresistive” di bimbing langsung oleh Prof. Samaun Samadikun.

 

Prof. Samaun Samadikun (1931 – 2006) adalah seorang ilmuwan terkemuka Indonesia yang dikenal sebagai Bapak Mikroelektronika Indonesia. Lahir di Magetan, Jawa Timur, ia menempuh pendidikan di ITB dan melanjutkan studi hingga meraih gelar PhD di Stanford University, Amerika Serikat. Di Stanford ini dia pernah belajar pada Prof. William Shockley. Sebagai Guru Besar ITB, beliau mendirikan Laboratorium Mikroelektronika yang menjadi pusat pengembangan teknologi mikroelektronika di Indonesia.

William Shockley (1910 – 1989) adalah seorang fisikawan Amerika Serikat yang bersama John Bardeen dan Walter Brattain menemukan transistor pada tahun 1947 di Bell Labs. Penemuan ini merevolusi dunia teknologi, menjadi dasar bagi perangkat elektronik modern seperti komputer dan ponsel. Atas penemuan tersebut, ketiganya dianugerahi Hadiah Nobel Fisika pada tahun 1956. Shockley juga mendirikan perusahaan semikonduktor yang berperan besar dalam pengembangan Silicon Valley.

Setelah kontribusinya dalam penemuan transistor dan peran penting di Bell Labs, William Shockley melanjutkan kariernya di dunia akademik sebagai profesor di Stanford University pada tahun 1958. Di sana, ia mendirikan Shockley Semiconductor Laboratory, yang menjadi cikal bakal Silicon Valley, pusat inovasi teknologi dunia.

Jadi Prof. Semaun adalah kakek guru saya, sedangkan Prof. William Shockley adalah Buyut guru saya . Jadi kalau kamu belajar elektronika ke saya, ilmumu tersambung sampai penemu transistor hahaha…

Laravel

Walaupun PHP sering disepelekan namun PHP tetap menjadi bahasa pemrograman web yang diminati. Apalagi di PHP juga masih banyak inovasi, semisal Laravel ini.

Saya sebenarnya pernah ikut bootcamp Laravel – VueJs. Namun karena jarang saya pakai ya lupa lagi. Selama ini kebanyakan saya mengerjakan project kecil-kecilan yang bisa dikerjakan cukup menggunakan Framework rakitan saya sendiri yang ukurannya kecil.

Salah satu alasan saya tidak bersegera menggunakan Laravel ebenarnya ya karena ini. Satu aplikasi bisa lebih dari 100MB dengan ribuan file.

Tapi akhir-akhir ini saya ingin belajar kembali, Laravel yang sudah versi 11 ini. Karena walau bagaimana, kalau sudah menguasai Laravel, membuat aplikasi itu akan sangat cepat.

Walaupun teknologi itu banyak, namun untuk kebutuhan-kebuituhan praktis dan cepat yang bisa menghasilkan cuan, dalam kacamata saya ya Laravel.

Walaupun development laravel bisa menggunakan console (php artisan serve), namun saya akan menggunakan Laragon saja yang praktis. Di Laragon sudah ada install Laravel secara praktis melalui Quick App.

Frontendnya pakai Blade dulu, baru kalau sdh lancar bisa pakai Vue.. Woke …

 

Setup Laptop Baru

SSD saya rusak. SSD Gatcha bawaan Laptop Second. Akhirnya beli SSD lagi agar laptop bisa digunakan kembali. Dan tentu saja, Gatcha lagi hehehe. Kenapa? karena murah. Dan kalau sudah pakai SSD, laptop lamapun jadi kenceng karena proses read writenya yang sangat cepet.

Sebenarnya laptop ini saya beli karena anak saya membtuhkan exam browser. Saya sudah lama tidak menggunakan latop karena laptop sebelumnya Thinkpad 13 2nd Gen sangat mengecewakan. Rusak keyboard dan disusul Monitornya.

Laptop yang saya beli ini sebenarnya Laptop lama. Thinkpad X220, namun saya nyaman menggunakannya. Sangat enak unuk mengetik. Empuk. Walaupun saya mengetik hanya menggunakan 11 jari. Jika nanti laptop ini digunakan anak saya, rasanya saya kepingn beli yang tipe ini sebuah lagi. Kalau menggunakan Laptop ini mengetik jadi tidak pernah keliru. Ajaib.

Mungkin nanti yang perlu diganti lagi adalah baterainya. Ini sudah nggak sehat, padahal sebelum kita beli kata penjualnya “Aman”.

Okey. Langkah pertama tentu saja setup “Windows Terminal”. Sekarang enak, untuk Windows 10 bisa setup lewat toko aplikasi. Tinggal ketik “Windows Terminal” install, beres. Manfaat aplikasi ini, kita bisa menjalankan perintah-perintah Linux melalui terminal ini. Misalnya cp untuk copy, ls untuk menampilkan daftar file/folder, mv untuk memindah file dsb. bahkan kita bsa menggunakan perintah ssh langsung. Sehingga kita tidak lagi membutuhkan putty.

Langkah kedua setup Laragon sebagai ekosistem developmen di PHP. Bukan hanya PHP saja sih kalau mau. hampir semua bahasa pemrograman bisa dijejalkan sebagai modul daripada Laragon ini.

Langkah ketiga adalah install Notepad++ untuk kebutuhan coding yang ringan-ringan.

Langkah keempat adalah install VSCode untuk keperluan coding yang lebih advanced.

Langkah kelima adalah instrall Python sebagai bahasa multi purpose.

Langkah keenam adalah menginstall SQLite Studio untuk mengelola data. I Love SQLite.

Langkah ketujuh install Libre Office untuk keperluan mengetik, spreadsheet dll.

Langkah ke Delapan install LightShoot . Lightshoot adalah aplikasi snapshoot paling mudah digunakan.

Kayaknya itu saja sih kebutuhan saya. Dikit yah 🙂