Studi Kasus Penggunaan SCRUM

Baik, mari kita ambil contoh penggunaan Scrum dengan backlog dan time frame yang jelas. Dalam contoh ini, kita akan menggunakan tim pengembangan perangkat lunak untuk mengembangkan aplikasi manajemen proyek sederhana. Tim ini terdiri dari seorang Product Owner (PO), seorang Scrum Master, dan tiga anggota tim pengembang.

Backlog Produk:

  1. Fitur Login
  2. Tambah Proyek Baru
  3. Tambah Tugas dalam Proyek
  4. Tampilkan Daftar Proyek
  5. Tampilkan Detail Proyek
  6. Tampilkan Daftar Tugas dalam Proyek

Time Frame:

Sprint akan berlangsung selama 2 minggu (10 hari kerja).

Sprint Planning Meeting (Hari 1):

  • Product Owner dan tim pengembang bertemu untuk merencanakan Sprint pertama.
  • Berdasarkan backlog, mereka memilih item-item berikut untuk Sprint pertama:
    • Fitur Login
    • Tambah Proyek Baru
    • Tambah Tugas dalam Proyek

Pelaksanaan Sprint (Hari 2-11):

  • Daily Stand-up Meeting (Hari 2-11):
    • Setiap hari, tim melakukan pertemuan singkat untuk membagikan status pekerjaan, mendiskusikan hambatan, dan merencanakan langkah selanjutnya.
  • Pengembangan (Hari 2-10):
    • Tim pengembang bekerja pada fitur-fitur yang dipilih untuk Sprint pertama.
  • Pengujian dan Integrasi (Hari 9-10):
    • Setelah pengembangan selesai, dilakukan pengujian fitur-fitur yang telah dibuat dan integrasi dengan komponen lain dalam aplikasi.

Sprint Review Meeting (Hari 11):

  • Tim mengadakan pertemuan dengan Product Owner untuk memperlihatkan hasil Sprint pertama.
  • Product Owner memberikan umpan balik tentang fitur-fitur yang telah dikembangkan.

Sprint Retrospective Meeting (Hari 12):

  • Tim melakukan pertemuan retrospective untuk mengevaluasi Sprint pertama.
  • Mereka membahas apa yang berjalan baik, apa yang perlu ditingkatkan, dan merencanakan tindakan perbaikan untuk Sprint berikutnya.

Sprint Planning Meeting untuk Sprint Berikutnya (Hari 12):

  • Berdasarkan umpan balik dari Sprint pertama, Product Owner dan tim pengembang merencanakan item-item untuk Sprint berikutnya.

Pelaksanaan Sprint Berikutnya (Hari 13-22):

  • Proses diulang dengan memilih item-item dari backlog untuk Sprint kedua.
  • Daily stand-up, pengembangan, pengujian, dan integrasi dilakukan seperti sebelumnya.

Iterasi Selanjutnya:

Proses ini terus berlanjut dengan setiap Sprint baru, di mana tim terus meningkatkan aplikasi dengan fitur-fitur baru dan menyesuaikan rencana berdasarkan umpan balik yang diberikan oleh Product Owner.

Dengan menggunakan kerangka kerja Scrum, tim dapat mengelola proyek dengan lebih adaptif, memprioritaskan pekerjaan berdasarkan kebutuhan dan umpan balik, serta secara teratur menghasilkan inkrement produk yang bernilai untuk pelanggan.

Pengantar SCRUM

Scrum adalah salah satu kerangka kerja manajemen proyek yang digunakan dalam pengembangan perangkat lunak dan proyek-proyek yang memerlukan pendekatan iteratif dan inkremental. Scrum didasarkan pada prinsip-prinsip Agile yang mengutamakan kerja tim kolaboratif, adaptasi terhadap perubahan, dan pengiriman produk yang bernilai secara berkala. Dalam Scrum, pekerjaan dipecah menjadi iterasi singkat yang disebut “sprint” yang biasanya berlangsung sekitar 2-4 minggu.

Studi kasus sederhana penggunaan Scrum dapat diilustrasikan dalam konteks pengembangan aplikasi sederhana. Misalkan ada sebuah tim pengembangan yang terdiri dari tiga anggota:

  1. Product Owner (PO): Bertanggung jawab atas visi produk, menentukan kebutuhan pelanggan, dan mengelola backlog produk.
  2. Scrum Master: Bertanggung jawab memfasilitasi proses Scrum, menghilangkan hambatan, dan memastikan tim menerapkan prinsip-prinsip Scrum dengan benar.
  3. Tim Pengembang: Melakukan pekerjaan teknis untuk mengembangkan produk.

Berikut adalah tahapan penggunaan Scrum dalam studi kasus ini:

1. Perencanaan Sprint

  • Sprint Planning Meeting: Tim melakukan pertemuan sprint planning untuk merencanakan pekerjaan yang akan dilakukan selama sprint. Product Owner menyediakan backlog produk yang berisi item-item pekerjaan yang diinginkan, dan tim memilih item-item untuk disertakan dalam sprint berikutnya berdasarkan kapasitas dan prioritas.

2. Pelaksanaan Sprint

  • Daily Stand-up: Setiap hari, tim melakukan pertemuan singkat (stand-up) untuk berbagi status pekerjaan, mengidentifikasi hambatan, dan merencanakan langkah selanjutnya.
  • Development: Tim pengembang bekerja pada item-item backlog yang dipilih selama sprint, melakukan pengujian, dan menghasilkan inkrement produk yang berfungsi.

3. Review dan Retrospektif

  • Sprint Review Meeting: Setelah sprint selesai, tim melakukan pertemuan sprint review untuk memperlihatkan hasil kerja kepada Product Owner dan mendapatkan umpan balik. Product Owner dapat mengonfirmasi apakah inkrement produk tersebut memenuhi harapan.
  • Sprint Retrospective Meeting: Tim melakukan pertemuan retrospective untuk mengevaluasi proses sprint yang baru saja berlalu. Mereka membahas apa yang berjalan baik, apa yang perlu ditingkatkan, dan merencanakan tindakan perbaikan untuk sprint berikutnya.

Contoh Implementasi dalam Aplikasi Sederhana

Misalkan tim tersebut mengembangkan aplikasi manajemen tugas sederhana. Dalam Sprint pertama, mereka memilih untuk mengimplementasikan fitur login, menambahkan tugas, dan menampilkan daftar tugas. Setelah dua minggu, mereka menyelesaikan tugas-tugas tersebut dan memperlihatkan hasilnya kepada Product Owner dalam Sprint Review. Kemudian, dalam Sprint Retrospective, mereka merencanakan peningkatan dalam manajemen waktu dan komunikasi tim untuk sprint berikutnya.

Dalam sprint berikutnya, tim mungkin memilih untuk menambahkan fitur notifikasi, integrasi dengan kalender, atau fungsionalitas lainnya sesuai dengan kebutuhan pelanggan dan umpan balik dari Sprint Review sebelumnya.

Studi kasus ini mencerminkan bagaimana Scrum dapat digunakan untuk mengelola proyek pengembangan perangkat lunak dengan fokus pada pengiriman nilai secara cepat dan terus-menerus, adaptasi terhadap perubahan kebutuhan, serta penggunaan umpan balik untuk perbaikan kontinu. (oai)

Pasar Data Science

Data science memang lagi Hit saat ini. Tapi saya masih belum menemukan peluangnya. Masih belum ketemu project pengolahan data di level small project.

Tapi mungkin datascience  lebih pada jika kamu karyawan sebuah perusahaan, atau PNS  dan ingin membuat laporan dan mencari insight dari data yang ada disitu, mungkin menjadi sangat berguna. Bagi kebanyakan orang, mereka merasa data masih bisa diolah sendiri menggunakan excel dan belum merasa butuh bantuan orang lain.

Berbeda dengan aplikasi sistem informasi. Masih banyak yang membutuhkannya untuk efisiensi dalam pekerjaan. Dan tidak seperti excel yang siapa saja mengaku bisa mengerjakannya, sistem informasi, tidak semua orang bisa. So? Node, Golang, or Rust? Or PHP? 🙂

Blog Internal

Mestinya Blog dibuat sebagai bahan publikasi. Tapi pertanyaannya publikasi buat siapa? Ada beberapa publikasi yang ditujukan hanya  bagi anggota organisasi, perusahaan atau komunitas tertentu saja. Pengumuman, informasi dan berbagai hal nampaknya penting untuk di share dalam sebuah internal platform ini.

Saya mengelola beberapa organisasi itu, dan apa yang saya sampaikan itu menjadi penting. Bukan hanya blogging, namun kayaknya juga hal lain misalnya share dokumen dan sebagainya.

Kebetulan saat ini Laravel melakukan update sampai versi 11. kira-kira bisa sih buat blog internal versi sederhana sekalian buat latihan Laravel 11.

IceCoder : Coding Editor Pro Server Based

Sebelumnya saya terkesan dengan code editor yang digunakan AAPanel. Walaupun ini adalah kode editor online, namun tidak kalah dengan editor semacam Sublime Text. Kalau dibandingkan editor CPanel? Jauuuhhhhh dan bangettttt.

Bagi saya ini adalah solusi bagi programmer yang tidak ingin terikat pada komputer tertentu, sehingga bisa coding dengan komputer apapun, asal terhubung dengan internet jadilah.

Setelah saya intip codenya ternyata dia menggunakan ACE  yang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga amat mirip dengan Sublime Text.

Karena ACE hanyalah sebuah Code Editor yang masih diperlukan File Manager dan lain-lain akhirnya saya mencari editor yang mirip, dan ketemulah ICECoder, sebuah code editor berbasis PHP-JS. Walaupun kehalusannya masih kalah  dengan ACE-AAPanel, namun cukup mirip.

ICECoder

Sekarang saya menggunakan IceCoder ini, sambil berharap bahwa ACE-AAPanel akan berdiri sebagai editor online yang terpisah dengan AA-PAnel.