Mencoba ESP8266

Hari ini ESP8266 saya datang. Langsung saya coba dan berhasil.

Selama saya mainan IoT atau Microcontroller, saya sudah mencoba beberapa board seperti:

  1. Arduino Uno
  2. Arduino Nano
  3. Arduino Leonardo
  4. ESP32
  5. ESP8266

Sebelum menggunakan ESP8266  saya pernah mencoba ESP32. Padahal Spek ESP8266  lebih rendah daripada ESP32.

Berikut adalah perbandingan ESP32 dan ESP8266 dalam bentuk tabel:

Fitur ESP8266 ESP32
Konektivitas Wi-Fi (802.11 b/g/n) Wi-Fi (802.11 b/g/n) + Bluetooth (BLE & Classic)
Prosesor Single-core, hingga 160 MHz Dual-core, hingga 240 MHz
GPIO 17 GPIO (terbatas fungsi) 36 GPIO (lebih fleksibel)
ADC (Analog-to-Digital Converter) 1 ADC, resolusi 10-bit 2 ADC, resolusi hingga 12-bit
Keamanan WPA/WPA2 WPA/WPA2, Secure Boot, Cryptographic Acceleration
Konsumsi Daya Hemat daya (basic) Sangat hemat daya (mode deep sleep lebih efisien)
Performa Cukup untuk aplikasi sederhana Mendukung aplikasi kompleks (audio, data real-time)
Harga Lebih murah Sedikit lebih mahal
Fitur Tambahan Tidak ada DAC, lebih banyak PWM, multitasking
Cocok untuk Proyek sederhana (misalnya IoT dasar) Proyek kompleks (smart home, wearable, dll.)

Saya menggunakan ESP8266 karena fasilitasnya cukup lengkap dan harganya murah. Harga ESP8266 Rp.30,000,- sedangkan ESP32 dua kali lipatnya.

ESP sendiri diambil dari kata Espressif Systems pengembang dua board itu dari Tiongkok.

Tiongkok memang Edan. Dengan harga semurah itu sudah tersemat Wifi dan dengan RAM yang lebih besar. Arduino Uno Clone saja harganya sudah setara dengan ESP32

Berikut perbandingan umum antara ketiga board itu

Fitur Arduino Uno (ATmega328P) ESP8266 ESP32
Prosesor 8-bit, 16 MHz 32-bit, 80–160 MHz 32-bit dual-core, 240 MHz
RAM 2 KB 50 KB 520 KB
Flash Memory 32 KB 4 MB (bawaan modul) Hingga 16 MB
Wi-Fi/Bluetooth Tidak tersedia Wi-Fi Wi-Fi + Bluetooth

Okey selamat ngoprek 🙂

Butuh Belajar NodeJs

Dalam web programming, saya memang paling sering menggunakan PHP, aplikasi yang sintaknya saya hafal karena seringnya saya gunakan.

PHP berjalan berdasarkan prinsip request, response. Sederhananya apabila ada permintaan maka permintaan akan diproses secara berurutan sampai selesai, dikembalikan ke peminta, lalu ditutup. Itulah yang dinamakan synchronous.

Namun beberapa waktu mainan IoT, menggunakan PHP menemui kendala, karena PHP tidak bisa melakukan listening.

Ketika saya menggunakan protokol MQTT pada IoT, maka saya membutuhkan aplikasi yang selalu On, untuk mendapatkan kiriman message dari Message Broker. Dan inilah yang membuat saya tertarik mempelajari Node.Js. Node.Js bekerja tidak dengan urutan proses, walaupun bisa kita urutkan. Dan yang paling penting ada yang namanya even loop yang membuat server nodejs selalu dalam posisi listening.  Dikatakan nodejs bekerja secara asynchronous

Memang akan ada banyak tantangan karena konsep PHP dan Node Js berbeda, tapi tak ada sesuatu yang tidak bisa dipelajari.

Ebook ini akan membantumu mengenal nodejs dasar. Silahkan pelajari dulu ebook ini sebelum melangkan lebih jauh. Silahkan.

Artikel-artikel Mas Dazelpro menarik untuk diikuti

  1. https://dazelpro.com/article/belajar-membuat-restful-api-dengan-express-js-dan-mysql
  2. https://dazelpro.com/article/membuat-basic-login-dan-register-menggunakan-nodejs
  3. https://dazelpro.com/article/menggunakan-variabel-environment-pada-node-js

Open Remote IoT Platform

Saya memang lagi mencari aplikasi Controlling – Monitoring yang kompak untuk mengelola IoT. Sudah nemu Node-Red, namun manajemen usernya kurang baik.

Nemu Grafana, tapi aplikasi ini hanya cocok untuk monitoring.

Terakhir saya menemukan OpenRemote . Aboutnya sangat nggegirisi, “100% open-source IoT Platform – Integrate your devices, create rules, and analyse and visualise your data”.

Saya tertarik menggunakannya. Namun komunitas dan tutorialnya masih minim. Githubnya ada disini https://github.com/openremote/openremote .

Okey, nanti pasti akan kita coba 🙂