Orkestrasi

Dalam kehidupan yang saya lalui, saya merasa sudah banyak belajar. Ya agama, teknologi, dan berbagai pengetahuan lain.

Begitu mata kiri saya sudah tidak 100%, saya kira ini adalah sinyal, bahwa sekarang bukan lagi puncak era belajar. Tensi belajarnya diturunkan pada hal-hal yang sifatnya penting, bukan hobi.

Level selanjutnya bagaimana kita harus mampu mengorkestrasikan berbagai hasil pembelajaran yang telah diperoleh itu.

Menelurkan produk turunan, mengajar, mengarahkan, juga mencari uang, karena kita sudah memiliki view yang lebih banyak.

Ini bukan ungkapan kesombongan, namun hidup memang harus seperti itu. Jangan ditindas persepsi atas nama rendah hati.

Do’a

Do’a dari Rasulullah SWA ketika seorang buta minta didoakan Beliau.

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ وَأَتَوَجَّهُ إِلَيْكَ بِنَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ نَبِيِّ الرَّحْمَةِ إِنِّي تَوَجَّهْتُ بِكَ إِلَى رَبِّي فِي حَاجَتِي هَذِهِ لِتُقْضَى لِي اللَّهُمَّ فَشَفِّعْهُ فِيَّ

Artinya:

“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu, dan aku menghadap kepada-Mu dengan Nabi-Mu Muhammad, Nabi yang pengasih.  Ya Rasulullah, aku menghadap denganmu dalam kebutuhanku ini. Ya Allah, berikan izin kepadanya untuk memberikan syafaatnya kepadaku.”

Do’a untuk penyakit mata dan kebutaan ijazah dari Syaikh Abu Bakar Syato

مرحبا بحبيبي وقرة عيني محمد بن عبد الله

“Selamat datang duhai kekasihku dan penyejuk mataku Muhammad putra Abdullah”.

Tanggung Jawab

Walaupun saya sakit, saya selalu berfikir tentang tanggung jawab saya.

Ibu yang sakit di rumah dan pekerjaan kantor yang sedang sibuk sibuknya.

Saya bawa netbook jadul Intel Atom N550 hanya buat support pekerjaan kecil -kecil aja.