Monitoring Server Menggunakan Grafana dan Prometheus

Kemarin ada undangan dari web hosting untuk mengikuti webinar dengan tema menggunakan “Prometheus” untuk monitoring server.

Prometheus bekerja dengan cara mengumpulkan data metrik dari berbagai sumber (aplikasi, layanan, infrastruktur) dan menyimpannya dalam database time-series. Data tersebut kemudian dapat dikueri dan dianalisis menggunakan PromQL, bahasa kueri khusus Prometheus. Prometheus juga dapat mengirimkan notifikasi peringatan jika terjadi kondisi yang tidak diinginkan.

Namun Prothemeus tidak mempunyau fasilitas untuk menampilkan data dalam bentuk grafik sehingga kita sehingga membutuhkan grafana.

Saya sendiri sudah pernah menggunakan Grafana, namun untuk Prothemeus ini, belum.  Belum terlalu perlu sih, mungkin nanti kalau ada waktu akan saya install di “Server STB” saya.

Selanjutnya »

Server STB Down Sehari

Sabtu siang saya  membersihkan server STB saya, server tempat blog ini di jalankan. Karena sudah lebih 2 bulan tidak saya bersihkan.  Kotoran biasanya masuk melalui lubang angin karena tersedot oleh kipas.

Setelah saya bersihkan kemudian saya kembalikan, eh kok gak  bisa di ping 🙁

  1. Saya restart namun tidak bisa di ping
  2. Saya copot dan pasang kembali tetap tidak bisa diping
  3. Oke, saya coba tancapkan ke monitor untuk diakses secara langsung, tetep tidak bisa tampil di layar.
  4. Copot SDCard dan coba lagi. Gagal.
  5. Segala cara saya gunakan tetap gagal.

Akhirnya saya membuat bootable sdcard untuk memboot lewat sdcard. Gagal juga. Terakhir saya coba sekali lagi dengan cara biasa eh androidnya muncul. Kalau androidnya muncul, berarti server sudah bisa menjalankan Server Armbian.

Saya nggak tahu ini jadi bisa lagi karena apa.

Btw saya sebenarnya bisa mengalihkan aplikasi ini ke STB saya yang lain, namun saya males saja, toh blog ini bukan kebutuhanmu sehari-hari.

Dan Blog sudah bisa online kembali 🙂

PDNS Jebol

PDNS yang jebol itu menurut saya murni kecerobohan. Begitu mendengar PDNS jebol karena Ransomware, saya bingung. Ada 2 kata kunci waktu itu, pertama Ransomware, kedua Windows Defender.

Apa mungkin PDNS menggunakan windows untuk server? Mengingat mungkin 99% Ransomware menyerang Windows? Kedua soal Windows Defender yang menyerang server maka sudah dipastikan bahwa server berbasis windows.

Perkiraan saya,  PDNS menggunakan Server Host dengan sistem operasi Windows. Lalu diatasnya diinstall VM.

Begitu kompuet host yang berbasis Windows itu terinfeksi Ransomware maka satu persatu file-file iso di VM dienskripsi oleh virus itu, tidak peduli menggunakan Linux atau Windows.

Kecerobohan itu antara lain:

  • Server host berbasis windows yang jelas lebih rentan terhadap serangan virus. Faktanya Virus lebih mudah menginfeksi Windows daripada Linux.
  • Tidak mempunyai backup, padahal yang di host disitu adalah data yang sangattttt penting.

Dan parahnya para penaggung jawab seperti lepas tangan dan Presiden gak berani memberi punishmen karena mereka para timses semua. Gombalan amoh semua ….

 

 

Backup Armbian Dari MicroSD Card Menjadi Image File ( .img)

Kita bisa melakukan instalasi Armbian – atau linux yang lain juga bisa sih 🙂 – dari sebuah file instalasi berbentuk iso. Nah kebalikannya kita bisa juga melakukan backup dari system yang sudah ada menjadi iso.

Ini sangat menguntungkan ketika kita ingin membangun sistem Linux dimana dengan utility atau aplikasi yang kita tambahkan di dalamnya. Kita menyimpannya dalam file iso. Nanti jika kita membutuhkannya kita tinggal menginstall Linux menggunakan iso tersebut.

Dalam kasus STB-Armbian, kita  bisa melakukan langkah sbb:

  1. Install armbian
  2. Install aplikasi-aplikasi yang dibutuhkan. Mungkin nginx, php, mysql, samba atau lainnya
  3. Cabut SDCard, dan jadikan file iso.

Di Windows  kita bisa meminta bantuan PowerISO untuk mengambil semua data dalam SDCard ke iso.

Video dibawah ini mungkin bisa menjelaskan maksud saya.

Woke, selamat mencoba!

Control Panel dan Docker

Kemarin mencoba install Hestia CP di processor Arm. Harapannya saya lebih mudah mengelola aplikasi-aplikasi berbasis web yang sudah banyak. Saya males pakai aaPanel di Arm karena tidak ada file binarinya, semuanya berbasis sources code yang harus dicompile. Butuh waktu lamma.

Karena Linux punya sistem sendiri dan panel-panelan juga punya sistem dengan fungsi yang sama,  maka ada resiko crash lah. Linux saya crash dan tidak bisa masuk console.

Akhirnya saya melakukan instalasi lagi dengan armbian basis Ubuntu 22 (jammy). Ubuntu 22 termasuk Ubuntu LTS yang akan di dukung sampai tahun 2027.

Kalau butuh Armbian 22 buat STB HG680P bisa download disini ya om.

Kesimpulan saya, kalau ingin pakai cara manual ya manuals ekalian seperti yang saya lakukan di server situs ini ya, atau yang lebih aman pakai docker aja biar tidak konflik dengan Linux hostnya. Bisa pakai casa OS atau install Docker + Portainer.