Tailscale

Beberapa waktu yang lalu, saat ketemuan denngan kawan-kawan, Abid memamerkan alat pemantau server-servernya di rumah. Saya tertarik, dan dia memberitahu saya bahwa dia menggunakan tailscale. Sebuah layanan di internet yang bukan hanya sekedar dashboard, namun juga berupa jaringan VPN.

Apabila devicemu kamu hubungkan dengan Tailscale, maka semua device akan terhubung dalam “local” Network. Hebatnya lagi, versi starter dari Tailscale  bisa digunakan untul 100 device dengan 3 user. Luarbiasa.

 

Instalasi VSCode Server Sendiri

Sudah beberapa tahun ini saya menggunakan PC untuk melakukan coding. Ya, karena beberapa tahun sebelumnya saya menggunakan laptop, dan secara kenyataan laptop tidak setangguh PC.  Saya sudah menghabiskan banyak laptop cuyyy….

Tapi ada yang tidak enak menggunakan PC, karena PC tidak bisa dibawa kemana-mana, padahal kadang kita butuh suasana lain ketika coding atau bekerja.

Ternyata sekarang sudah ada solusinya. Code Server!

Dengan Code Server kita benar-benar bisa coding diserver. Kita tinggal klik alamat web, kemudian VS-Code online hadir di depan kita, dan kita bisa mengeksplore file-file yang ada di server mengedit, menyimpan dan menjalankannya. Benar-benar praktis.

Aplikasi ini saya instalasi jalankan di miniatur server saya “STB1”. Ternyata tidak ada kendala sama sekali. Saat ini aplikasi berjalan di intranet, walaupun bisa saja kita jalankan via internet kalau kita mau. Entah bagaimana nanti saja. Dengan berjalannya aplikasi di intranet sudah membuat saya tidak harus berada di depan meja kerja untuk berkerja.

Selanjutnya »

AI Bridge (2)

Kemarin saya sudah melakukan instalasi Dify di mesin STB via Docker. Bisa, namun  nampaknya pada situasi tertentu misalnya saat start, berat untuk bisa masuk aplikasi, walaupun sesudah masuk lebih lancar.

Kedua, terlihat pada saat bekerja penggunaan processor maksimum, demikian juga penggunaan memori.

Adapun rekomendasi minimum untuk aplikasi ini adalah CPU >= 2 Core dan RAM >= 4 GiB. Namun nampaknya yang lebih longgar CPU minimum 4 core.

Berikut topologi yang saya sarankan:

AInya menurut saya lebih enak berlangganan ke OpenRouter agar kita bisa berganti-ganti AI Platformnya dengan lebih fleksibel. Ok gitu dulu ya 🙂

AI Bridge

Tadi malam  berdiskusi tentang AI Bridge. Yaitu beberapa aplikasi online yang  bisa menjadi jembatan penghubung bagi beberapa layanan AI.

Bahkan beberapa diantaranya bisa untuk menganalisa dokumen kita dan menyediakan platform chatting:

Ini akan membantu organisasi, perusahaan dan sebagainya. Dan di lain sisi, akan mengurangi tenaga kerja 🙁

Beberapa yang sudah mengembangkan adalah:

  1. https://cloud.dify.ai/
  2. https://flowiseai.com
  3. https://openrouter.ai
  4. https://www.langflow.org

Ok ini masih saya pelajari dan perkembangannya akan sampaikan di blog ini.
Ngerih ….

Uptime Kuma

Tadi malam  sampai pagi internet mati. Saya ingin complain ke ISP, namun agak sulit saya membuktikan bahwa internet mati sudah sejak tengah malam.

Saya memang pernah menggunakan layanan Uptime Robot. Namun statusnya “No Response Time data” . Saya nggak ngerti apa.

Akhirnya ketemu aplikasi simpel yang mirip dengan Uptime Robot, namanya Uptime Kuma.

Agak pesimis ketika tahu bahwa aplikasi ini berbasis nodejs, pasti agak repot installnya, namun ketika ada versi dockernya saya menjadi semangat.  Tinggal copas perintahnya, dan sekali enter sudah jalan.

sudo docker run -d --restart=always -p 3001:3001 -v uptime-kuma:/app/data --name uptime-kuma louislam/uptime-kuma:1

Dah akses lewat IP contohnya http://10.20.32.2:3001 . Tapi jangan lupa kalau kamu pakai firewall, buka dulu  port 3001 nya.

Kedepan akan saya gunakan untuk memonitoring situs-situs saya, walaupun kelemahannya, kalau listrik di rumah mati, “monitoring kuma” nya yang mati.

Idealnya ditaruh di VPS yang pasti uptimenya bagus, namun VPS punya saya sudah saya shutdown  karena  hanya menambah pengeluaran dan belum terbukti mendatangkan penghasilan hahaha…