Sebagai pengguna Linux sejak lama, saya baru agak aneh juga bahwa saya baru mengetahui tentang appimage ini. Saya tahunya dari adik saya yang tadi main ke rumah. Padahal project ini diinisiasi dari tahun 2004, atau setidaknya tahun 2018 sudah stabil.
Masalah dependensi adalah masalah Linux Desktop sejak lama. Bahkan saya sendiri pada akhirnya menggunakan Desktop Windows karena persoalan ini.
Saya tahu bahwa menghilangkan dependensi artinya akan menggembungkan ukuran file yang diinstall. Tapi menurut saya, secara keseluruhan ini lebih murah dibandingkan mengurusi dependensi yang ribet itu. Tidak seperti dulu, ukuran disk sekarang bukan masalah besar.
Bahkan Linus Torvald memberikan testimoni yang sangat positif atas project ini, “This is just very cool”. Ini kelihatan seperti dockernya desktop 🙂
Silahkan ke situs resminya disini https://appimage.org
Sejarah AppImage
AppImage adalah format distribusi perangkat lunak portabel untuk Linux yang pertama kali dikembangkan oleh Simon Peter pada tahun 2004. Awalnya dikenal sebagai “klik,” proyek ini bertujuan untuk menyederhanakan proses distribusi aplikasi di Linux, yang sering kali rumit karena perbedaan sistem paket antar distribusi. Dengan munculnya AppImage, pengembang dapat menyediakan aplikasi dalam format yang dapat langsung dijalankan tanpa memerlukan instalasi atau manajemen dependensi.
-
2004: Proyek “Klik” dimulai oleh Simon Peter
-
2011: Nama “AppImage” secara resmi digunakan
-
2013: AppImage versi 1.0 dirilis
-
2015: AppImage mendukung format file
.appimage
-
2018: AppImage versi 12 dirilis dengan fitur-fitur baru dan perbaikan
Cara Kerja AppImage
AppImage bekerja dengan membungkus seluruh aplikasi beserta dependensinya ke dalam satu file terkompresi. File ini memanfaatkan sistem file squashfs untuk menyimpan aplikasi dan dependensinya. Ketika dieksekusi, AppImage mem-mount dirinya secara sementara di memori, memungkinkan aplikasi berjalan tanpa mempengaruhi sistem file host.
Keunggulan utama AppImage:
- Self-Contained: Setiap file AppImage berisi semua yang dibutuhkan untuk menjalankan aplikasi, sehingga tidak perlu menginstal dependensi tambahan atau mengubah sistem.
- Portabilitas: AppImage dapat dijalankan di hampir semua distribusi Linux tanpa perlu kompilasi ulang atau penyesuaian khusus.
- Tidak Memerlukan Instalasi: Pengguna cukup mengunduh file AppImage, memberinya izin eksekusi, dan menjalankannya langsung.
- Isolasi: AppImage tidak mengganggu sistem atau aplikasi lain karena tidak menginstal file ke dalam sistem atau mengubah konfigurasi sistem
- Satu untuk semua: Satu file untuk semua distribusi Linux, asalkan dependensi dasar sistem terpenuhi (seperti kernel dan pustaka dasar).
Cara Menggunakan AppImage
- Unduh File AppImage
Anda bisa mengunduh file AppImage dari situs resmi aplikasi atau repositori online seperti AppImageHub. - Buat File Dapat Dieksekusi
Setelah diunduh, ubah izin file agar dapat dieksekusi dengan perintah:chmod +x nama_aplikasi.AppImage
- Jalankan Aplikasi
Cukup klik dua kali file AppImage atau jalankan melalui terminal:./nama_aplikasi.AppImage
- Opsional: Integrasi dengan Sistem
Beberapa AppImage mendukung integrasi dengan desktop (ikon aplikasi muncul di menu). Anda bisa menggunakan alat seperti AppImageLauncher untuk mempermudah proses ini.
Keuntungan dan Kekurangan AppImage
Keuntungan:
- Portabilitas tinggi.
- Tidak memerlukan hak akses root.
- Tidak memerlukan manajer paket.
Kekurangan:
- Ukuran file cenderung lebih besar karena menyertakan semua dependensi.
- Tidak terintegrasi langsung dengan sistem manajemen paket (seperti apt atau yum).
- Tidak otomatis diperbarui kecuali aplikasi mendukung fitur pembaruan internal.
Kesimpulan
AppImage adalah solusi praktis untuk distribusi perangkat lunak di Linux, terutama bagi pengembang yang ingin membuat aplikasinya tersedia untuk berbagai distribusi tanpa memusingkan kompatibilitas. Bagi pengguna, format ini memberikan kemudahan dengan hanya satu file untuk menjalankan aplikasi. Meskipun memiliki keterbatasan, AppImage tetap menjadi salah satu inovasi penting dalam ekosistem Linux.